Kamis, 04 Agustus 2011

Panggil Nama Langsung?

Salah satu yang baik dari budaya asia adalah memanggil seseorang sesuai dengan usia dan silsilah keluarga. Ini tentu saja supaya seseorang menghormati orang yang lebih tua. 

Semuanya teratur dengan pola yang jelas. Bahkan antar sepupu pun panggilannya bisa berbeda-beda, tergantung anaknya siapa dan bagaimana hubungannya dengan orang tua kita.

Ada banyak kasus yang paman atau bibinya berusia lebih muda, tapi tetap juga dipanggil paman atau bibi dan bukan langsung panggil nama. Orang-orang tua bilang bagaimana pun 'tanah'nya lebih tua walaupun usianya lebih muda. Agak panjang dan rumit juga penjelasannya, tapi begitu lah.

Kalau nonton film-film kungfu mandarin malah kayaknya lebih ketat lagi aturannya. Benar-benar disebut dengan detail; Kakak kedua, Kakak tertua, dsb. Hihi.
Saya termasuk orang yang netral dalam masalah ini. Maksudnya saya tidak keberatan memanggil anak pakde saya yang usianya lebih muda dengan sebutan Mas atau Mbak. Tapi juga tidak mempermasalahkan kalau seseorang yang seharusnya menyebut saya dengan Paman tetapi justru penggil nama langsung karena usia saya lebih muda. Biasa saja.

Tetapi kadang kala saya merasa dengan memanggil nama langsung justru bisa menimbulkan hubungan yang lebih dekat. Tidak ada jarak dan justru lebih akrab.

Dengan alasan itu lah saya tidak mengajarkan Hikari maupun Hoshi untuk memanggil Oom atau Paklek atau Paman kepada Andi, tapi langsung panggil nama saja. Andi. 
Saya ingin mereka bisa lebih dekat daripada hubungan Oom dengan keponakan, tapi sebagai teman saja. Tentu saja tetap Hikari maupun Hoshi harus tau kalau Andi itu Oom-nya mereka.

Awalnya tak ada masalah. Hikari dan Hoshi terlihat dekat dekali dengan Andi. Walaupun Andi jarang main ke rumah karena sibuk kuliah dan kerjaannya sebagai penjaga warnet, tapi kedua anak itu selalu langsung mau dengan Andi. Padahal biasanya jika dengan orang yang jarang berjumpa, mereka akan menolak dan bahkan merengek jika didekati. Tapi tidak dengan Andi. Hikari bisa main dengan tenang berlama-lama dan Hoshi juga bisa tenang dalam gendongannya.

Tapi beberapa hari yang lalu, sebelum  ramadhan tepatnya, beberapa orang protes dengan panggilan itu. Kenapa langsung panggil nama? Kan nggak sopan. Nanti kebiasaan sampe besar. Blablabla. 

Istri akhirnya mengalah dengan kritik tersebut. Dan mulailah dia mengajarkan Hikari panggilan yang sewajarnya kepada Andi. Oom Andi jadinya.

Seperti kata orang, anak-anak masih mudah dibentuk. Panggilan Hikari segera menyesuaikan dengan ajaran umminya walaupun sesekali masih juga dia panggil nama saja.