Selasa, 12 Juni 2012

Jauh Bunga Melati, Dekat Bunga Bangkai

Yang namanya saudara itu, katanya seperti piring dan gelas kaca. Kalau berdekatan berisiknya bukan main. Berdenting-denting tiada henti setiap bersentuhan. Tapi kalau jauh jadinya sunyi dan kesepian. Ada juga yang bilang 'jauh harum bunga melati, dekat bau bunga bangkai'. Kalau sedang jauh terasa rindu dan sayangnya tak terkira, tapi begitu ketemu ya bertengkar dan berselisih.

Hikari begitu juga dengan Hoshi. Setiap hari bertengkar. Ada saja yang diributkan. Seringnya sih berebut mainan. Heran, padahal umminya sudah membelikan mainan sebanyak itu tapi tetap saja berebut. Apa yang dipegang Hoshi, itu yang dimaui Hikari dan sebaliknya. 

Kadang kala Hikari yang memang iseng mengganggu adiknya. Hoshi sedang tenang-tenang bermain, lewatlah Hikari. Dengan sengaja dan sok cueknya, sambil lewat dicoleknya kepala adeknya. Atau kakinya seolah-olah tersandung ke Hoshi. Pokoknya semacam itu lah. Haha. Dan gayanya bener-bener profesional. Cuek kayak yang beneran nggak sengaja gitu. Pelan saja sebenarnya, tapi itu pun sudah cukup untuk membuat Hoshi merengek karena merasa terganggu.

Nah sekarang-sekarang ini, bertengkarnya juga bertambah dengan perang kata-kata. Berhubung Hoshi juga sudah semakin lancar bicara, maka perang kata-kata ini sering kali menjadi-jadi. Hasilnya sih 99% selalu Hoshi yang 'kalah' lalu menangis. Hikari menang dengan suaranya yang keras dan juga lebih kaya kosa kata. Hoshi ini pun, sudah tau dia yang kecil dan selalu 'kalah' tapi tak jarang dia juga yang memulai pertengkaran.

Yang dijadikan bahan berdebat pun hal-hal sepele. Mangga di depan rumah sudah berbuah atau belum. Balon yang ditiup umminya kecil atau besar. Telor asin rasanya asin atau enggak. Sepatu abinya masih baik atau sudah koyak. Juga berdebat tentang lirik lagu. Sepele dan nggak penting. :D

Paling seringnya sih mereka berebut klaim tentang segala sesuatu. Si Ika itu teman siapa? Teman adek atau teman kakak? Sepeda warna merah muda itu punya siapa? Sepeda kakak atau sudah menjadi sepeda adek? Kulkas punya siapa? Kursi di bawah pohon mangga punya siapa? Siapa yang paling sayang abi? 

Serunya kalau yang jadi obyek perebutan adalah saya. Haha. Jadi kadang kala saat suasana sedang aman dan damai, tiba-tiba Hoshi memeluk saya sambil berkata "abi adek" plus ekspresi mengejek ke Hikari. Pelan saja, tapi selalu berhasil memprovokasi Hikari yang dengan lantangnya akan merespon dengan kalimat "abi kakak tu!" Dari perang mulut, biasanya dilanjutkan dengan saling berusaha menguasai saya. Hoshi memeluk punggung, Hikari menarik tangan. Hoshi memeluk leher, Hikari berusaha supaya Hoshi terlepas. Dan kalau dibiarkan, klimaksnya nyaris selalu sama : Hoshi menangis. :D

Begitu lah setiap hari.
Seru. Ramai. Ribut. Berisik.

Tapi sesungguhnya mereka itu saling menyayangi satu sama lain. Sebentar bertengkar sebentar sayang-sayangan. Apalagi Hikari, di balik sikapnya yang cuek dan semaunya itu jelas terlihat kalau dia sebenarnya sangat sangat penyayang. 

Momen-momen paling mesra di antara mereka berdua adalah di waktu pagi, sesaat setelah bangun tidur. Berbaring berhadap-hadapan, saling mengelus satu sama lain. Berbicara berdua dengan suara yang lembut. juga bercerita tanpa kata. Tak jarang Hikari menciumi Hoshi sambil bercerita entah apa.

Dan walaupun setiap hari bertengkar, mereka saling terikat satu sama lain. Jika salah satunya tidak ada, yang lain seperti kehilangan semangat. Makanya masa-masa awal Hikari masuk sekolah, adalah saat yang berat untuk Hoshi. Cuma dua jam berpisah tapi nampak jelas kalau dia sangat menanti-nantikan kakaknya pulang.

Minggu yang lalu kami menghadiri undangan pernikahan seorang teman dari teman. Tempat duduk di tempat pestanya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Awalnya tak masalah. Hikari yang mengantuk ikut dengan saya ke tempat duduk laki-laki. Sementara Hoshi ikut umminya. Tapi tak bertahan lama. Sesaat setelah saya selesai mengambil nasi beserta lauk-pauknya dan hendak duduk menyantap makanan, Hikari merengek-rengek. "Mau tempat ummi, mau tempat adek."  Dan ternyata Hoshi pun bertingkah serupa. mencari-cari kakaknya. Beruntung di bagian belakang, tempat meletakkan soto, ada semacam area terbuka yang terhubung jadi mereka bisa bertemu di situ.

Saudara memang seperti itu. Nampaknya tak akur tapi sebenarnya saling terikat satu sama lain. :)

Senin, 04 Juni 2012

Hikari dan Ulang Tahun di Sekolah

Karena sudah sekolah, ulang tahun Hikari yang ketiga ini dirayakan di sekolah bersama teman-temannya. Umminya sih kepengen ada acara juga di rumah. Tapi rasanya kok repot kalau diulang-ulang gitu, toh acaranya ya sama saja.

Bulan-bulan yang lalu juga ada temannya yang berulang tahun di sekolah. Jadi saat diberitahu bahwa ulang tahunnya juga akan dirayakan bersama teman-teman, Hikari langsung setuju. Bersemangat malah. Disebut-sebutnya selalu "ulang tahun sama teman-teman."

Persiapannya nggak repot sih. Hanya masak secukupnya, menunya ayam dan nasi untuk dimakan bersama. Lalu juga menyiapkan bingkisan berisi makanan ringan untuk dibawa pulang teman-temannya. Dan tak lupa balon-balon untuk hiasan biar meriah yang nantinya juga untuk dibagikan setelah acara selesai. (Khusus untuk urusan balon ini, saya nggak ikut membantu deh. Dikerjakan sepenuhnya oleh ummi H2 karena saya selalu ngeri saat meniupnya. haha)

Yang agak menyita perhatian adalah pemilihan kuenya. Umminya kepengennya kue ulang tahun yang cantik bentuknya, nggak terlalu mahal harganya dan enak rasanya. Dan ternyata nggak gampang untuk menemukan kue dengan syarat-syarat yang sebenarnya sederhana itu. Hahaha. Tapi syukur setelah berkali-kali masuk ke toko kue, akhirnya dapat juga yang sreg di hati di jalan nangka sana. :D

Hari senin, 4 Juni 2012.
Bingkisan dan balon serta pernak-pernik pesta sudah beres sejak malam hari. Acaranya mulai jam sepuluh, sesuai jam sekolahnya. Pagi-pagi umminya mulai masak nasi dan ayamnya. Dibantu nenek H2, bisa juga selesai tepat pada waktunya. Menu makan siang untuk 30 orang anak.

Di sekolahnya nggak ada yang istimewa. Seperti hari sekolah biasa saja. Dan memang -kata umminya- sengaja disiapkan seperti itu. Satu persatu teman-temannya datang dan Bu Mei dan Bu Elda memulai acara di ruang yang lebih luas, bukan di tempat mereka belajar sehari-hari. 

Oiya, selain teman-teman sekolahnya, juga hadir Nasya. Teman Hikari, anak dari teman si ummi waktu kerja di telkom dulu. (Cerita tentang ulang tahun Nasya bisa dibaca juga DI SINI ) Juga ada Lutfi, adek bang Dimas yang masih bayi (yang tertidur lelap sepanjang acara.)

Hikari cantik. Memakai gaun panjang warna putih. Ini gaun pemberian bude Yanti tahun yang lalu dan ternyata masih bisa dipakainya. Ibu guru memakaikan bando pinjaman milik Tasya (atau Dinda ya?) karena memang rambutnya 'polos' saja. Sehari-hari Hikari tidak terbiasa memakai hiasan di rambutnya.
Cantik.

Ruangan sudah siap. Balon dipasang di dinding. Ucapan selamat ulang tahun beserta nama Hikari juga dipasang. Hiasan untuk kepala dibagi-bagikan ke teman-teman. Acara dimulai.

Hikari duduk tenang di kursi rendah, di depannya ada meja yang juga rendah tempat meletakkan kue ulang tahunnya. Tersenyum-senyum bermain mata dan saling bicara dengan isyarat dengan teman-temannya. Manis. Posisinya menghadp ke arah teman-temannya yang duduk rapi bersila memakai topi hias. Hoshi? Hoshi malah asik bermain di ruang belajar bersama anak-anak balita lain yang dititipkan di situ. (Note :Sekolah Hikari ini selain PAUD juga adalah tempat penitipan balita. Ada 5 orang balita yang bermain bersama Hoshi.)



Pembukaan sebentar dari Bu Mei, menjelaskan bahwa hari ini acara ulang tahun Hikari yang ke-3. Lalu dilanjutkan dengan rutinitas yang biasa mereka lakukan di hari sekolah. Doa sebelum belajar. Bernyanyi lagu-lagu lucu. Tepuk-tepuk yang namanya dibikin sesederhana mungkin. Tepuk Semangat. Tepuk PAUD. Tepuk Diam. Dan banyak lagi. Hihi. Saya menikmati dari belakang sambil mengawasi Hoshi.

Tak terasa telah melewati pukul sebelas siang. Setelah berbagai lagu dinyanyikan, bermacam tepuk diperagakan, Bu Mei mengajak semuanya menyanyikan lagu selamat untuk Hikari. Semuanya berdiri, semangat bernyanyi diiringi musik yang keluar dari DVD player yang diputar oleh Bu Elda.

Setelah menyanyi bersama, Bu Mei mempersilakan teman-teman yang ingin menyanyikan lagu untuk Hikari. "Siapa yang mau nyanyi di depan?" Ternyata semuanya bersemangat, tangan-tangan kecil teracung ke atas disertai teriakan "SAYAAA!" Oke, semuanya dapat giliran. Ada yang menyanyi sendiri dengan pedenya. Ada juga yang menyanyi bersama teman, berdua atau bertiga. Lagu anak-anak yang mereka hapal.

Setelahnya, Hikari dibantu Ummi dan Ibu Elda memotong kuenya untuk dibagikan ke teman-teman. Nah baru di saat pemotongan kue ini lah Hoshi mau duduk di depan bersama kakaknya. :) Saya mencicipi sepotong kecil, alhamdulillah ternyata memang enak. Base-nya cake coklat. Kue Hikari ini pas rasanya, nggak neg.

Kuenya tidak terlalu besar dan karena dipotong menjadi 30 bagian, hasilnya pun juga tak seberapa. Tapi cukuplah untuk porsi anak-anak. :)

Ternyata waktu cepat berlalu. Tak lama setelah selesai makan kue, sudah hampir tengah hari. Mulai nampak satu dua orang tua yang datang menjemput. Tak jadi deh rencana makan siang bersama. Akhirnya nasi dan lauknya dibagikan untuk dibawa pulang saja bersama dengan balon dan bingkisan kecilnya. Terbukti memang benar anak-anak menyukai balon. Saat pembagian balon lah yang paling heboh.

Alhamdulillah semuanya keliatan bergembira. Senang melihat anak-anak senang. :)

Selamat Ulang Tahun Hikari-chan.
Semoga menjadi anak sholehah selalu.
Sayang selalu kepada dek Hoshi, Ummi dan Abi.
Amin.