Senin, 21 Januari 2013

H2 dan Belalang Kupu-Kupu

Entah bagaimana, tapi Hikari dan Hoshi sampai sekarang masih juga belum bisa memisahkan Belalang Kupu-Kupu dalam penyebutan sehari-hari. Jadi saat melihat Belalang, mereka akan menyebutnya lengkap Belalang Kupu-Kupu. Begitu pun ketika melihat kupu-kupu, juga akan mereka sebut secara lengkap Belalang Kupu-Kupu.

Setiap kali dikoreksi, yang ini belalang kalau yang itu kupu-kupu, tapi mereka bersikeras bilang Belalang Kupu-Kupu. Mungkin karena lagu Belalang Kupu-Kupu ini termasuk salah satu nyanyian yang diajarkan pertama kali ya, jadi melekat dan berkesan sekali bagi mereka berdua. :)

Ada satu lagi yang selalu mereka sebutkan secara lengkap. Upin Ipin. Kartun yang nyaris setiap hari mereka tonton tak bosan-bosan. Update sampe episode terakhir.  Si kembar gundul dari malaysia ini sebenarnya mudah dibedakan dari warna bajunya. Upin selalu memakai baju kuning sedangkan Ipin berbaju biru. Bisa juga dibedakan dari sehelai rambut yang ada di kepala Upin.

Untuk mereka yang nyaris setiap hari menonton serial ini, mestinya tidak sulit membedakan satu dengan lainnya. Tapi entah disengaja entah memang begitu keadaannya, mereka selalu menyebutkan Upin Ipin secara lengkap, Upin Ipin.

Pembedanya? Ini yang aneh. Untuk Upin, mereka menyebutnya Upin Ipin Baju Kuning. Dan Ipin disebut Upin Ipin Baju Biru. Panjang dan tidak praktis, tapi begitulah. Dan sama dengan Belalang Kupu-Kupu, sesering apa pun dikoreksi, mereka bergeming. Tetap dengan penyebutan menurut cara mereka itu :D

Rabu, 02 Januari 2013

Hoshi dan Lawan Kata

Rumah, suatu sore.
Hikari dan Hoshi sedang berdebat tentang permen.

Hikari : Kak Ai ada warna merah
Hoshi : (ngggak mau kalah) Punya adek warna biru
Hikari : Punya adek sedikit (ekspresi ngejek)
Hoshi : (suaranya mulai tinggi) Enggak sedikit! Punya adek SEBANYAK!

Jadi mulai sekarang, lawan kata sedikit adalah sebanyak.

Hikari dan GEH

Tiap daerah memiliki logat khasnya masing-masing. Selain faktor bahasa yang tentu saja bisa berbeda-beda di tiap daerah, juga ada kata-kata tambahan khas yang hanya ada di suatu daerah tertentu. Seperti di Pekanbaru misalnya. Orang-orang berbicara dengan menambahkan kata DO atau DANG di belakang beberapa kata atau kalimat tertentu. Tentu saja pengucapannya juga khas dan akan menjadi janggal jika ada orang baru dari jawa (misalnya) yang menggunakan kata tambahan itu.

Hikari dengan cepat merubah logat bicaranya dari gaya Pekanbaru menjadi gaya Bandarlampung. Mengikuti gaya bicara teman-teman dis ekitar rumah dan sekolahnya. Masih tersisa banyak sih kosa kata yang biasa digunakannya dulu. Tapi untuk logatnya, terdengar jelas kalau sudah berubah.

Yang paling mudah ditandai adalah adanya penambahan kata GEH dan SIH di akhir kalimatnya. Ini memang kata tambahan khas orang-orang di sini. Saat pertama kali kami mendengar Hikari menggunakannya, kami tertawa tak henti-henti. Terdengar lucu dan imut waalaupun terasa aneh. Tapi semakin ke sini sih kami semakin terbiasa, karean Hikari juga semakin sering menggunakannya.

Lalu yang juga berubah adalah akhiran -KAN yang biasa digunakannya. Sekarang berubah menjadi akhiran -IN. Kami terbiasa berbicara dan mendengar orang menggunakan akhiran -KAN selama di Pekanbaru. Ada juga sih kata yang berakhiran -IN yang terdengar, tapi satu dua kata saja. Seperti misalnya cuekin dan tabokin. Tapi secara umum, akhiran -KAN lebih banyak dipakai dalam percakapan sehari-hari. Ambilkan, belikan, cetakkan, matikan, dsb.

Hoshi malah lebih lucu lagi. akhiran -INnya benar-benar diucapkan terpisah dari kata dasarnya; ambil-IN, pasang-IN, buat-IN, pegang-IN. Hihihi

Masih terasa aneh di telinga saat Hikari dan Hoshi mengucapkan kata-kata berakhiran -IN ini. Berkali-kali saya mengoreksi tapi sepertinya tidak berhasil. Logat dan cara bicara sepertinya memang dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sepermainan. :)

Bagaimana  dengan daerah kalian, teman-teman?