Kamis, 07 Februari 2013

Jangan Marah

Kalau membaca cerita-cerita tentang Hikari dan Hoshi di blog sederhana ini, mungkin teman-teman sempat berfikir : "Alangkah sayangnya si abiyo ini kepada anak-anak gadisnya. Pasti kalo di rumah nggak pernah marah sama Hikari dan Hoshi"
Hihi.

Tapi saya, sebagaimana orang tua yang lain, juga pastilah pernah memarahi anak-anak. Sekali dua kali pernah juga kesal tak terkira karena tingkah para balita itu. Astaghfirullah. 

Kadang-kadang marahnya tak cukup dengan suara pelan, pernah juga membentak. Dan Hikari Hoshi seringkali langsung ciut nyali kalau saya sudah sampai membentak. Hikari apa lagi, meski kelihatan tegar tapi sesungguhnya dia juga perasa seperti umumnya anak-anak gadis. Langsung menangis kalau saya berkata dengan nada tinggi.

Saya yang biasanya selalu menjadi tempat mereka bermanja-manja tiba-tiba berwajah seram. Yang selalu berusaha menenangkan jika mereka berselisih dengan umminya tiba-tiba bersuara keras menggelegar. Nampak jelas kalau mereka takut dan sedih.

Dengan tangisnya itu seakan mereka hendak menyampaikan "Abiyo jangan marah. Orang lain boleh marah tapi Abiyo jangan."
:(
 
Setelahnya selalu saya yang nelangsa. Merasa bersalah telah memarahi. Sebandel-bandelnya anak balita, mereka jelas belum paham benar apa yang mereka lakukan. Tak sepantasnya saya marah hanya karena sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Apalagi saat memandangi mereka yang sedang lelap tertidur. Astaghfirullah. Kok bisa ya memarahi anak yang tak berdosa seperti ini. :(

Maafin Abi ya, Nak.

**

Catatan:
Saya selalu penasaran dengan dongeng Malin Kundang dan cerita lain yang sejenis. Dongeng ini tidak pernah tuntas diceritakan. Selalu hanya berhenti di bagian Malin Kundang akhirnya mendapat hukuman setelah sebelumnya berbuat durhaka kepada Ibu yang sangat menyayanginya. Selanjutnya bagaimana?

Bagaimana nasib Ibu Malin Kundang kemudian? Berpuas diri kah dia setelah anaknya yang durhaka itu berubah menjadi batu? Atau jadi merana sampai akhir hayat karena tak sengaja lidahnya berucap kata yang membuat dia kehilangan anak semata wayangnya?

Ah.

2 komentar:

  1. Dengan tangisnya itu seakan mereka hendak menyampaikan "Abiyo jangan marah. Orang lain boleh marah tapi Abiyo jangan." >> begini lah yg kurasakan (dgn penyesalan kalo abis marah)

    BalasHapus
  2. yang bikin lebih "sakit" lagi itu, Mas...
    kalo abis dimarahin trus mereka minta maaf sambil sesenggukan
    "maafin Hikari ya, Bii"
    "adek minta maaf ya, Bii"
    aduh rasanya...
    :(

    BalasHapus