Sabtu, 27 Februari 2016

Taman Kupu-Kupu Gita Persada Bandar Lampung

Hikari dan Hoshi sangat menyukai capung dan kupu-kupu. Jika sedang berada di rumah mbahnya di Kalianda, kerjanya setiap hari mengejar-ngejar capung dan kupu-kupu yang memang masih banyak beterbangan. Tak jarang pula mengumpulkan ulat-ulat yang berada di gulungan daun pisang.

Jumlah spesies kupu-kupu sangat banyak dan jumlah yang sudah dideskripsikan juga masih berupa perkiraan karena masing-masing ahli mempunyai data yang berbeda. Ada ratusan ribu spesies. Pokoknya banyak banget deh.  :D

Negara kita ini dianugerahi keragaman kupu-kupu yang berlimpah dengan tingkat endemik yang jauh melebihi penyebaran di wilayah dunia yang lain. Ada sekitar 1600 jenis kupu-kupu di seluruh Indonesia, dan jumlah tersebut lagi-lagi hanyalah perkiraan sementara.

Di Bandar Lampung ternyata ada tempat penangkaran kupu-kupu, namanya Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Dari akun instagram @explorelampung lah awalnya kami mengetahui tentang tempat wisata edukasi ini. Dan setelah dicari-cari, lokasinya tak jauh dari rumah. Masih berada di wilayah kecamatan Kemiling. Tepatnya di Jalan Way Rahman, Kelurahan Sumber Agung.

Kalau lihat di googlemap sih lokasinya memang dekat dari rumah. Perkiraan waktu tempuhnya hanya sekitar 7 menit untuk sampai ke lokasi. Baiklah, diputuskan hari sabtu (27/02) ajak anak-anak ke sana. Ummiyo kemudian woro-woro di grup watsapnya. Dan bunda Zahra tertarik juga pergi bersama.

Hari sabtu, jam 9 pagi, Zahra sudah sampai di rumah. Karena kami pun memang sudah siap untuk pergi, ya langsung deh berangkat. Kami di depan, Zahra mengikuti di belakang. Nggak bawa banyak barang dan makanan. Cuma minuman dan camilan secukupnya. Zahra sih katanya bawa mi goreng dan nasi sisa sarapan yang tidak dihabiskan. Di perjalanan singgah sebentar di warung untuk beli lotion anti nyamuk. Siapa tau kan, namanya di kebun,  nyamuknya banyak.

peta yang nampaknya gimpil
Berbekal peta di googlemap dan gps di android, saya dengan pedenya berkata "tauu.. gampang kok jalannya"ketika Ummiyo bertanya apakah saya sudah tau persis lokasinya. Dan nampaknya memang gimpil. Tinggal ikuti saja jalan Cik Di Tiro, belok kanan, ikuti jalan.. sampe deh. Begitu pikir saya.

Tapi saya langsung menjadi korban kesombongan saya sendiri. Gps ternyata tidak bisa mengunci lokasi dengan tepat, padahal sinyal kelihatannya baik-baik saja. Bar terisi penuh warna hijau dengan huruf H di sebelahnya. Tapi entah kenapa begitu sampai di depan SLB, gps-nya langsung ngaco. :(

Untung segera berbalik arah sebalum nyasar terlalu jauh. Ummiyo menelepon Bunda Rafa yang sudah pernah ke sana sementara saya mengamati google map dengan lebih seksama. Ternyata kami kelewatan belokan yang ke kanan itu. Mestinya tak jauh dari SLB itu langsung belok ke kanan, baru deh ikuti saja jalannya sampai ke lokasi. Alhamdulillah setelah belokan itu gps berfungsi dengan semestinya. Ini berguna sekali karena tidak ada penunjuk arah sama sekali untuk menuju ke lokasi.

Jalannya ternyata searah dengan jalan yang menuju ke Kebun Binatang Bumi Kedaton. Kami mengenalinya dari bagian jalan yang teduh karena ranting pohon yang berjajar di sepanjang jalan melengkung meneduhi badan jalan.

Tak sampai 10 menit kemudian, sampailah kami di Taman Gita Persada. Tidak ada yang istimewa di gerbang masuknya. Sederhana dan cenderung seadanya. Tapi cukuplah sebagai penanda. Tidak nampak adanya petugas jaga atau semacamnya di sekitar pintu masuk.



Begitu melewati gerbang dan turun dari mobil, kami langsung disambut suara cicada (tonggeret) bersahut-sahutan. Menyenangkan. Udaranya sejuk. Suasananya nyaman dan berangin. Tidak ada tempat khusus untuk memarkirkan kendaraan roda empat di dalam lokasi. Kami parkir di tempat yang agak lapang di dekat pintu masuk. Itu pun hanya pas untuk dua mobil saja.

Baru setelah kami semua turun dari mobil, seorang bapak seumuran saya mendatangi. Ternyata petugas jaga. Tiket masuknya 10.000 rupiah per orang. Cukup terjangkau. Di lembar tiket yang diberikan oleh si bapak sih nggak ada nominalnya, tapi ya sudah lah. Lagi pula bapak petugasnya cukup informatif memberi keterangan singkat tentang taman wisata ini. 

Foto dulu mumpung Mbak Hoshi masih bagus mood nya. :)
Hikari dan Hoshi antusias. Zahra malah masih tidur digendongan bundanya.  Berdasarkan keterangan bapak penjaga, terdapat beberapa bangunan di dalam lokasi taman kupu-kupu. Ada museum kupu-kupu, tempat penangkaran, rumah pohon, bangunan untuk istirahat dan tempat bermain anak-anak. Semuanya boleh dinikmati oleh pengunjung. Museum Kupu-Kupu terletak tak jauh dari pintu masuk, tapi kami memutuskan untuk langsung ke tempat penangkaran. Ke museumnya nanti terakhir kali aja pas mau pulang.

Tempat penangkarannya berada tak jauh dari pintu masuk. Berupa bangunan sederhana tak berdinding dan tak beratap. Hanya rangka dari besi saja dikelilingi jaring-jaring halus. Ada bagian bangunan yang beratap, tapi kecil saja. Di dalamnya nampak semacam kandang-kandang sederhana.

Kami masuk ke dalam bangunan melalui pintu yang juga sederhana. Ada mbak-mbak yang kayaknya sih masih usia anak kuliahan. Dia sedang serius mencatat dan memperhatikan kepompong ketika kami masuk. Hikari Hoshi langsung mendekat ingin tahu. Dan mbaknya menyapa ramah. Ada banyak ulat dan kepompong di dalam bangunan sederhana itu. Masing-masing berada di tempat yang berbeda. Mbaknya menawarkan kepada H2 untuk memegang ulat yang ada.

Dia menjelaskan bahwa semua ulat yang akan menjadi kupu-kupu tidak ada yang menyebabkan gatal di kulit. Jika kulit kita gatal karena bersentuhan dengan ulat, dipastikan itu adalah ulat yang akan menjadi ngengat. H2 bersemangat ketika mbaknya mengambil ulat dengan hati-hati lalu meletakkannya di telapak tangan mereka. Saya sih geli. Tapi mereka kayaknya seneng banget.

Menyenangkan berada di tempat ini. Tempatnya luas dan pohon-pohonnya rindang. Kontur tanahnya tidak rata melainkan naik turun. Bahkan ada yang cukup curam hingga seperti lembah. Tapi sudah dibuatkan jalan yang menyerupai tangga, walaupun masih berupa tanah. Tapi cukup membantu jika ada pengunjung yang ingin menjelajah.

Keluar dari tempat penangkaran, rupanya Zahra sudah bangun. Kami masuk ke tempat yang dikelilingi semacam jaring halus yang cukup luas. Jaringnya tinggi mengelilingi. Di dalamnya ada banyak kupu-kupu beterbangan. H2 dan Zahra asyik berjalan dan berlarian mengejar kupu-kupu. Sekilas sepertinya terbang pelan saja, tapi tidak bisa ditangkap.

Semoga makin banyak tempat wisata sejenis ini ya di Lampung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar