Anak gadis yang bersama Hikari dan Hoshi ini adalah Rahma. Anak dari sepupu saya. Usianya lebih muda 6 bulanan dari Hikari. Perawakannya kecil dan kurus. Sepertinya mengikuti Ibunya yang memang berpostur kecil. Tapi suaranya kenceng dan cenderung cempreng. Cerewetnya minta ampun. Rumahnya di Penengahan juga, sama dengan Mbah H2. Agak jauh sih dari rumah Mbah, tapi juga nggak jauh-jauh banget. Masih bisa ditempuh dengan jalan kaki kalau terpaksa, :D
Selayaknya orang jawa yang sangat memperhatikan garis keturunan, Hikari dan Hoshi semestinya memanggil MBAK kepada Rahma. Karena ayahnya adalah anak dari Pakde saya yang saya panggil Mas. Tapi agak repot menerangkan logika semacam itu kepada Hikari. Dia hanya paham kalau Rahma lebih kecil badannya dan entah bagaimana juga tau kalau usianya juga lebih muda. Dan mungkin bawaan Hikari yang sudah terlanjur dipanggil KAKAK di mana-mana. Maka Hikari pun memanggil Rahma dengan panggilan DEK RAHMA.
Setiap kami pulang ke rumah Mbah di Penengahan, hampir selalu dengan Rahma inilah mereka main.Malam minggu atau hari minggu pagi biasanya dia datang diantar Ayah dan Ibunya.
Hikari sering kali menjadi peniru yang luar biasa mahir. Dari Rahma ini pun juga, ada beberapa hal yang ditirunya.
Satu.
Satu.
Rahma ini bicaranya belum lurus. Masih cadel dan ada banyak kata yang tak jelas pengucapannya. Bahkan ada kata-kata khas milik dia sendiri yang sangat jauh dari kata aslinya. Misalnya SUSU, dia menyebutnya dengan NYUNYUK.
Hikari mungkin menyukai cara bicara cadel seperti itu. Mungkin menurutnya keren. Maka sekali-sekali dia akan berbicara dengan bahasa yang diCADEL-CADELkan. Hihi. Sepertinya sih dia berusaha terdengar manja. Karena Hikari melakukan hal tersebut jika sedang merengek meminta sesuatu atau ketika sedang dalam suasana mesra-mesraan dengan saya atau umminya. Tapi tidak selalu sih, hanya sesekali saja.
Dua.
Rahma juga minum susu formula seperti Hikari, beda merk tapi. Demi alasan kepraktisan, setiap ke rumah Mbah H2 hanya membawa susu untuk sekali minum saja. Jadi susu untuk sekali bikin dimasukkan di dalam botolnya. Nanti kalau Rahmanya minta NYUNYUK, tinggal ditambah air hangat saja. Ini berbeda dengan kebiasaan kami membuatkan susu untuk Hikari. Air hangat di tuang dulu ke dalam botol, baru susunya dimasukkan.
Maka setiap kali dirumah mbahnya dan ada Rahma, hebohlah Hikari minta dibuatkan susu sesuai dengan cara ayah ibunya Rahma. Sibuk dia memberikan instruksi kepada kami sambil mengekor ke dapur "Susunya dimasukkan dulu, Bi. Abis tu baru kasih air." Begitu katanya berulang-ulang. Detail dan rinci. Kalau dia melihat kami tak menuruti kata-katanya, merajuklah dan tak mau minum sampai kami mengulang proses pembuatan seperti yang dia mau. :D
Tapi ini juga hanya diminta saat kami berada di rumah Mbahnya. Ketika berada di rumah, Hikari tak protes dengan cara kami membuat susu untuknya.
Tiga.
Suatu hari Rahma berada di rumah Mbah sampai malam hari. Ketika dia mengantuk dan hendak tidur, Rahma minta ayahnya membersihkan telinga dengan cottonbud. Ternyata ini adalah kebiasaan dia sebelum tidur, semacam syarat tidur. Padahal menurut ayahnya, cottonbud itu seringkali hanya ditempelkan begitu saja di dekat lubang telinganya. Hanya sebagai syarat saja sudah tersentuh.
Hikari melihat dan ingin juga seperti Rahma. Maka sejak saat itu lah membersihkan telinga dengan cottonbud menjadi salah satu syarat tidur Hikari. Hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar