Selasa, 04 Desember 2012

Hikari dan PAUD Mentari

Setelah dua bulan di Lampung, Hikari akhirnya minta sekolah lagi. Mungkin karena melihat teman-teman sebayanya di sekitar kontrakan yang semuanya berangkat sekolah di pagi hari. Mungkin juga dia memang kangen suasana sekolah karena bosan main di rumah bertiga saja dengan Ummi dan adeknya.

Tanggal 2 November 2012, Hikari resmi jadi murid percobaan di PAUD dan TK Mentari. Kenapa percobaan? Hihi. Ini karena Umminya kepengen liat dulu Hikarinya betah atau tidak. Ibu Guru dan Ibu kepala sekolahnya pun tak keberatan. Jadi belum bayar uang seragam dan uang gedung. Cuma bayar uang buku dan SPP untuk 1 bulan. Kalau ternyata Hikari tak betah, nggak usah lanjut sekolahnya. 

Tapi sepertinya Hikari betah-betah aja. Langsung mau ditinggal di hari pertamanya. Dia memang gampang berteman walaupun awalnya malu-malu. Dan kalau sesuatu itu memang keinginannya, biasanya dia memang akan konsisten dengan hal itu. Jadi lah Hikari sekolah dengan baju bebas sementara semua temannya berseragam.

Sekolahnya gabungan antara TK dengan PAUD. Jadi Hikari bisa bareng dengan Bang Latif dan Kak Keisha yang sudah TK. Tapi walaupun satu gedung, jam istirahatnya dibedakan. Jadi mereka jarang sih bersama-sama kecuali di saat berangkat dan pulang seolah. Juga saat senam pagi setiap hari jumat. 

Ibu guru di kelas Hikari namanya Ibu Grace. Masih muda, sedang hamil muda. Sepertinya sabar, tak kalah sabar dengan Ibu May di PAUD Thursina dulu. Yaa tipikal guru-guru yang mengajar di TK dan PAUD lah, sabar dan baik hati. 

Hanya saja ada satu hal yang dikeluhkan Hikari dari Ibu gurunya adalah : Ibu Grace nggak punya kerincingan. Hihi. Betul juga, kata Umminya yang sering berada di sekolah menyuapi Hoshi sambil main-main di halaman sekolah, Ibu gurunya memang tidak memakai kerincingan seperti Bu May dulu. Padahal kalau menurut pengalaman Bu May sih, kerincingan itu adalah semacam alat ajaib yang bisa membantu "menjinakkan" anak-anak. Hihi.

Tak terasa satu bulan sudah. Lagu-lagu yang dinyanyikan dan doa-doa yang diucapkan Hikari di rumah sudah mulai bertambah. Kalau sebelumnya hanya lagu-lagu dan doa-doa yang diajarkan Bu May, sekarang bertambah dengan lagu dari Bu Grace. Tak sebanyak lagu dan doa dari Bu May, tapi lumayan banyak.

Tak seperti sekolahnya di Pekanbaru, sekolahnya di sini masuk 6 hari seminggu. Jadi sejak Hikari mulai sekolah, tak ada lagi cerita bermalas-malasan di hari sabtu pagi. Karena sekarang Hikari maunya diantar Abi. Kalau Abi di rumah, pokoknya diantar Abi. Padahal sekolahnya masuk pukul 7.30 pagi. Ya sudah lah, Abinya merelakan sabtu paginya untuk mengantar Hikari sekolah dan menjemoutnya lagi nanti pada pukul 10.

Sudah satu bulan berlalu berarti Hikari sudah lulus masa percobaannya. Ibu kepala sekolahnya mengkonfirmasi kepada Ummi apakah Hikari akan lanjut atau tidak. Dan akhirnya Hikari pun resmi diberi seragam seperti yang dipakai teman-temannya. Tak terkira senangnya Hikari saat memakai seragam barunya. Tak terkira bahagianya hati Ummi dan Abinya melihat Hikari berseragam. Seperti sudah besar saja, padahal ya sebesar itu saja lah. :)


Sebelum dan sesudah dapet seragam. :)

2 komentar:

  1. penasarn om kok hoshi mukanya bete gitu...kenapa ya?

    BalasHapus
  2. Hoshi kadang berwajah begitu kalau sedang ada di tempat ramai
    bawaan antara grogi dan bete

    BalasHapus