Kamis, 08 Maret 2012

Hikari dan Mewarnai

Selain bermain dan mendengarkan cerita, aktivitas Hikari di sekolah salah satunya adalah mewarnai gambar. Belum beraturan sih hasil mewarnainya. Tak beraturan sama sekali. Pemilihan warnanya maupun caranya dalam mengikuti garis dan gambar. Asal saja. 

Ini beberapa hasil karyanya yang dibawanya pulang. :)


Di rumah pun kami mengajaknya mewarnai. Tapi dia jarang sekali bisa berkonsentrasi dan fokus dengan pekerjaannya. Sebentar saja sudah bosan dan berganti mainan yang lain. Kadang kala kertasnya dilipat-lipat atau diremasnya saja dengan tangannya. :)

Yang juga agak merepotkan adalah menentukan alat warna apa yang cocok dengannya. Karena jari-jari kecilnya juga masih belum stabil memegang alat warnanya. Sebentar dipegang dengan jarinya, sebentar kemudian sudah digenggamnya.

Pensil warna sebenarnya relatif 'aman' dipakai. Tapi warna yang dihasilkan tidak terlalu jelas. Sering kali samar-samar, apalagi untuk warna tertentu seperti kuning dan warna-warna muda. Untuk mendapat warna yang terang, Hikari akan menekankan pensil warnanya dengan kuat di atas kertas. Dan patah lah. Ini lah 'kekurangan' pensil warna yang lain, harus diraut sementara Hikari belum pandai meggunakan peraut.

Lalu kami mencoba dengan spidol. Warna yang dihasilkan memang sangat jelas. Tapi Hikari terlalu sering mengulang garis ditempat yang sama. Hasilnya kertasnya pun bolong, hihi. Dan lagi, meskipun warnanya sudah jelas terlihat, Hikari tetap juga menekankan spidolnya dengan kuat sehingga mata spidolnya pun masuk ke dalam dan tak bisa digunakan lagi.

Yang terakhir adalah dengan krayon. Dia suka karena di sekolahnya juga menggunakan krayon. Tapi ternyata krayon menimbulkan 'efek samping' yang tidak menyenangkan untuk Hikari. Cara dia memegang krayon itu sedemikian rupa dengan ujung-ujung jari sehingga masuklah krayon itu ke ujung kukunya. Banyak dan dalam. Ujung kukunya jadi berwarna-warni dan Hikari selalu menolak dibersihkan. Sakit, tentu saja. Karena memang krayonnya masuk melebihi batas kukunya. Solusinya adalah membersihkannya saat dia tidur.

Masih terus mengajarinya untuk memegang krayon dengan semestinya. Tapi juga tidak terlalu kami paksakan. Kadang dia menurut, tapi kadang juga tidak. :)



2 komentar:

  1. sepertinya bakat seni si abi gk menular yaaaaa ^^

    BalasHapus
  2. belom keliatan sih bakatnya apa
    masih mencari bentuk kayaknya
    hihihi

    BalasHapus