Senin, 26 Oktober 2015

Hoshi anak TK Kuntum

Berbeda dengan kakaknya yang sudah minta sekolah sejak usianya belum 3 tahun, Hoshi adalah anak yang santai dan lebih senang di rumah. Sejak usianya 3 tahun, sebenarnya kami sudah mulai menawarinya untuk mulai sekolah. Karena kami berpikir siapa tau dia ingin juga sekolah seperti kakaknya. Tapi jawabannya selalu tidak. "Maunya di rumah aja kawankan Ummi", begitu selalu katanya.

Kami pun tak terlalu memaksa. Toh menurut kami usianya juga memang masih terlalu dini untuk masuk TK. Tapi kadang-kadang, saat Hikari masih sekolah di TK MENTARI Kemiling, Hoshi ikut masuk ke dalam kelas. Kebetulan sekali ibu gurunya, ibu Grace, baik dan penyayang. Dan sudah kenal juga dengan Hoshi. Sedikit banyak sudah tau lah sifat dan tabiatnya. Teman-teman di kelas Hikari juga bersikap biasa dengan kehadiran Hoshi, jadi Hoshinya juga santai.

Tapi memang cuma sekali-sekali saja sih Hoshi ikut belajar di dalam kelas. Seringnya dia minta pergi ke sekolah untuk main-main saja di halaman di saat anak-anak lain di dalam kelas.

Sampai akhirnya kami pindah kontrakan ke Kotabaru karena rumah yang kami tinggali setahun terakhir akan ditempati sendiri oleh yang punya rumah. Hikari pun pindah sekolah, walaupun sudah sayang banget dengan ibu gurunya. Tapi memang terlalu jauh jika harus pergi-pulang ke Kemiling setiap harinya.

Hikari akhirnya sekolah di TK IKAL BULOG, yang letaknya tak jauh dari kantor saya. Dan Hoshi nampaknya tidak tertarik untuk ikut sekolah di sini seperti saat dulu dia ikut kakaknya bermain di MENTARI. Ya sudahlah akhirnya dia di rumah saja dengan Ummiyo.

Sampai akhirnya tahun ajaran baru hampir tiba, dan usianya hampir lima tahun. Tentu sudah waktunya Hoshi masuk TK. Mulialah kami mencari-cari sekolah yang pas untuknya, sekalian dengan mencari sekolah Hikari yang akan masuk SD. Cerita pencarian sekolah untuk kedua anak ini lumayan drama sih. Menghabiskan cukup banyak energi dan pikiran dalam prosesnya.

Setipe dengan kakaknya, Hoshi adalah anak yang sulit untuk dibuat terkesan. Bahkan lebih pemilih lagi dibandingkan kakaknya. Tapi entah bagaimana, dia langsung suka ketika kami membawanya ke TK PERTIWI, di dekat Stadion Pahoman situ. Kemungkinan besar sih karena halaman sekolahnya yang luas dan ada banyak permainan. Kemungkinan lain adalah karena ibu gurunya ramah menyambut ketika dia dan Ummiyo datang ke sana. Tak berpikir lama, kami mendaftarkan Hoshi di PERTIWI.

Selesai satu masalah. Tapi ternyata drama belum selesai. Hikari memilih sekolah yang lokasinya di Kemiling. Ini tentu saja tidak pas dengan lokasi kontrakan yang sekarang di Kota Baru. Sempat galau sampai berhari-hari. Sampai kemudian kami (tepatnya saya) memutuskan Hikari tetap sekolah di Kemiling sesuai kemauannya dan kami akan balik lagi pindah kontrakan ke Kemiling. Kemudian Hoshi akan ikut pindah ke TK MENTARI saat kami sudah pindah kontrakan. 

Sampai saat ini saya masih merasa bersalah kepada Hoshi berkaitan dengan keputusan itu. Karena dia sepertinya sangat menyukai TK PERTIWI. Kelihatan jelas dari wajahnya. Tergambar jelas keceriannya saat bermain di halaman sekolah itu pada suatu siang yang panas.

Bulan Oktober 2015, kami resmi pindah kontrakan ke Kemiling. Tinggal di perumahan Wana Asri lagi seperti masa dua tahun ketika kami baru mutasi ke Bandar Lampung dulu. Dekat dengan sekolah Hikari di daerah Pinang Jaya. Sementara drama terus berlanjut. Hoshi yang awalnya sudah setuju sekolah di TK MENTARI mendadak mengganti kesepakatan. Nggak mau sekolah di MENTARI.

Bersyukur ketika masalah ini terpecahkan secara tak terduga. Ummiyo mengajaknya mampir ke TK KUNTUM ketika akan pergi membeli cat di Palang Besi. Dan Hoshi langsung suka. Menurut cerita Ummiyo sih, ibu gurunya memang ramah dan gigih mengajak Hoshi bicara ketika mereka pertama kali melihat-lihat itu. Dan sekolahnya juga memang enak. Lokasinya tidak langsung berada di tepi jalan besar, jadi relatif aman dan tidak akan berdebu karena kendaraan yang lalu lalang. Alhamdulillah ibu gurunya baik dan sabar. Kawan-kawannya juga baik dan tak ada yang nakal berlebihan.

Maka begitu lah. Meskipun masih tersisa rasa bersalah terkait TK PERTIWI yang tak jadi itu, tapi kami bisa bernafas lega setiap kali melihat Hoshi bersemangat pergi ke sekolah dan wajah berbinar-binarnya setiap kali menceritakan pengalamannya selama di sekolah setiap harinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar