Di sudut bibir Hoshi, di bagian dalam, ada sesuatu berwarna putih yang menempel dan tak mau lepas. Wujudnya seperti susu yang mengental. Saya pertama kali melihatnya di hari kamis yang lalu. Dan lalu bertanya-tanya dalam hati, kok bisa?
Padahal seingat saya, dulu dokternya Hikari pernah bilang kalau hal kayak gitu biasanya terjadi pada anak yang diberi susu formula. Jadi akan ada sisa susu yang menempel di mulut dan harus rajin dibersihkan, soalnya kalau tidak, akan jadi tempat tumbuhnya jamur. Syukurlah Hikari nggak mengalami hal kayak gitu walaupun dia hanya sebentar mimik ASI. Nah Hoshi kan full ASI sampe saat ini, kok bisa?
Cepet ke dokter yuk, kata saya ke umminya H2. Ternyata pas banget hari sabtunya adalah jadwal Hoshi imunisasi, jadi bisa sekalian nanya. Hari sabtu juga ada undangan kawinan adek temennya istri di masjid Annur.
Setengah satu siang kami berangkat dari rumah. Ketemu dengan nenek H2 yang nunggu di depan masjid, di depan rumah sakit. Pestanya meriah. Yang paling seru adalah, makanan dan minumannya banyak macam dan di-refill terus, jadi nggak pernah kosong. Hikari juga mau makan, disuapin neneknya.
Tempat praktek dokternya di samratulangi. Dokter anak Dewi Rubinar. Kata nenek H2, dokter ini adalah kepala zal anak di rumah sakit umum. Baru sekali kami ke sini. Tempat prakteknya rame. Pertama kali masuk, saya sudah membayangkan akan ada di situ sampai sore. Tapi ternyata nggak juga.
Ada banyak mainan di ruang tunggu. Udaranya pun sejuk, padahal ruangan penuh dgn anak-anak dan orang tua yang mengantre. Hikari selalu semangat jika berada di tempat yang penuh anak-anak. Maen seluncuran, juga mobil-mobilan. Dan terakhir -mungkin karena sudah bosan- maen kursi. Haha. Kursi plastik didorong-dorong kesana-kemari.
Giliran Hoshi dipanggil. Saya dan Hikari tetap bermain di ruang tunggu, Hoshi masuk dengan ummi dan neneknya. Beberapa menit kemudian sudah keluar lagi. Cepat. Ternyata tak jadi imunisasi. Yang di mulut Hoshi adalah semacam jamur dan itu harus disembuhkan dulu sebelum imunisasi. Cuma dikasih resep obat aja.
Udara siang itu panas menyengat. Katanya termasuk salah satu yang paling ekstrim di Pekanbaru tahun ini.
Nenek langsung pulang dengan Ines, sementara kami akan singgah dulu ke malCiputra. Esok harinya -minggu- ada undangan kawinan teman kuliahnya istri. Dan kata istri, temannya itu bikin status di fesbuk minta teman2nya yang hadir kalo bisa pake pakaian warna ungu. Karena termasuk teman dekat jadi istri kepengen memenuhi permintaan tuan rumah dan mau cari baju warna ungu. :)
Saya sebenarnya nggak suka bawa balita ke mal atau tempat sejenis yang tertutup. Saya selalu berpikir bahwa tempat semacam itu udaranya nggak sehat untuk balita. Hikari pun baru merasakan pergi ke mal saat usianya setahun lebih. Jadi rencananya, istri dan Hikari akan naik ke atas, ke matahari, untuk cari baju yang diinginkan. Sementara saya dan Hoshi menunggu saja di bawah yang sirkulasi udaranya lebih terbuka.
Sesampainya di Ciputra, istri bilang kenapa nggak nunggu di ruang menyusui aja. O iya, di situ kan ada Nursery Room yang lumayan nyaman. Eh, tapi kalo ada ibu2 yang nyusuin gimana? Ya ntar kalo ada ibu2 yang mau nyusuin, kami keluar aja. Kalo dah kosong, kami masuk lagi. Sip.
Nursery Room-nya di lantai dasar, di dekat pintu masuk sebelah barat, di belakang meja security. Ruangannya kecil saja, tapi nyaman. Sejuknya pas, nggak terlalu dingin. Ada sofa, juga loker untuk menaruh barang. Wastafel pun ada. Hoshi saya letakkan di tempat bayi dan saya duduk santai di sofa.
Cukup lama kami berdua di dalam situ. Mungkin sudah seperempat jam-an. Saya senang karena tak ada tanda-tanda kedatangan ibu yang akan menyusui. Juga senang karena Hoshi bisa tiduran nyaman.
Tapi kesenangan tak berlangsung lama. Baru saja berpikir-pikir hal di atas, ada ketukan di pintu. Saya pikir ibu-ibu yang akan masuk, tapi ternyata security.
S; Mohon maaf Pak, ruangannya khusus untuk ibu dan anak
A; Ya saya kan sama bayi nih Bang, boleh lah numpang nidurin.
S; Ibunya kemana Pak?
A; Sedang belanja ke atas. Kan ruangannya kosong Bang. Nanti kalo ada ibu2 yang mau pake, kami keluar deh.
S; Wah maaf Pak, aturan dari manajemennya memang begitu Pak, laki-laki nggak boleh masuk
Ya sudah lah. Tak enak pula berdebat dengan orang yang sudah bicara tentang aturan. Karena saya juga malas dibantah oleh orang kalau saya merasa menjalankan tugas berdasarkan aturan. :)
Akhirnya kami berjalan-jalan di lantai dasar sambil menunggu ummi dan Hikari. Hoshi tidur nyenyak dalam gendongan. Mungkin karena udara yang sejuk atau mungkin juga karena memang dia suka digendong. Beberapa kali ketemu dengan beberapa orang teman yang sedang berjalan-jalan dengan keluarganya. Juga sempat mengajukan aplikasi kartu kredit BCA yang ditawarkan oleh 2 orang gadis remaja, yang katanya lagi promo dan pasti di-approve walaupun tanpa jaminan. Kepengen masuk ke tempat makan cepat saji, tapi nggak jadi karena mikir bakal repot makan sambil gendong Hoshi.
Dan lama kemudian, setelah saya nyaris bosan dan Hoshi mulai membuka matanya sekali-sekali, Hikari turun bersama umminya. Sudah dapat baju yang diinginkan. Dan kami pun pulang. Istirahat mengisi tenaga kembali untuk pergi ke pesta keesokan harinya. :)
Wkwkwkwkwk...maaf pak,boleh saya cek alat kelamin anda..????
BalasHapussayang sekali security-nya cowok
BalasHapushaaahahahaha
Kalau Bapak tetap mau berada di sini, silahkan susui anak Bapak sekarang juga. Hiahahah
BalasHapus-delly-
hihi
BalasHapustapi kami cepet2 keluar aja sebelum security-nya ngomong gitu
ya iyalah,, dh jelas juga tulisannya
BalasHapus"khusus IBu & anak"
hahahah
haha, iya
BalasHapusmakanya aku juga nggak mau debat lama2
langsung keluar aja