Setelah sekian lama, akhirnya mengalami sakit sekeluarga lagi. Kalau yang sebelum-sebelumnya diawali oleh Hikari atau Hoshi, yang kemarin ini saya yang dapat giliran pertama. Sepertinya ada radang atau apa lah di bagian tubuh tertentu. Ini tentu saja hasil diagnosa saya sendiri, karena memang tak pergi ke dokter. :D Sakitnya aneh. Badan demam setiap habis magrib sampai tengah malam. Setelah itu segar bugar tak ada keluhan. Lalu siangnya diare disertai muntah dan mual.
Saya tak pernah menganggap serius jika terserang diare. Anggap saja membersihkan isi perut untuk kemudian diisi lagi dengan yang baru. Tapi karena disertai muntah dan tak bisa makan beberapa hari karena mual, jadinya panik juga. Rebusan daun jambu yang biasanya efektif, sekali ini tak nampak efeknya. Badan pun mulai lemas karena tak ada nutrisi yang masuk. Dan akhirnya makan obat setelah istri memaksa dengan wajah garang. :D
Saya berangsur pulih, giliran Hoshi pula yang tumbang. Diare dan muntah-muntah. Berlainan dengan saya yang cenderung santai, si Ummiyo ini tipe yang waspada dengan diare yang menyerang anak-anaknya. Karena pada beberapa kasus memang ada balita yang sampai meninggal karena diare. Seperti anak tetangga kami di Pekanbaru dulu yang baru berusia 8 bulan. :(
Maka berkat perawatan intensifnya, tak sampai 2 hari Hoshi pun membaik. Badannya menyusut dengan cepat, mengundang komentar dari ibu-ibu tetangga yang mengidolakan dia. :D Alhamdulillah tak perlu sampai dibawa ke dokter atau rumah sakit.
Berjarak beberapa hari kemudian, Hikari pun tumbang. Bukan diare, hanya demam biasa saja disertai flu. Tapi seperti yang sudah-sudah, Hikari selalu lebih susah ditangani daripada adiknya. Juga selalu lebih rewel dan manja saat sedang sakit.
Bersyukur karena Hikari juga tidak lama sakitnya. Demamnya turun dengan cepat setelah minum obat penurun panas andalannya, Sanmol syrup. :D
Ummiyo yang terakhir sakit. Tapi kayaknya bukan karena pindahan dari kami deh. Lebih karena kelelahan setelah pindahan kontrakan. Pada waktu beres-beres rumah itu memang sebagian besar dia yang mengerjakan semuanya. Ditambah lagi mengurusi kami yang bergiliran sakit. Tak heran kalau dia kelelahan.
Mitos mengatakan bahwa balita yang sakit biasanya akan memiliki kepandaian/perilaku baru setelah sembuh. Semacam upgrade dari kemampuan yang sebelumnya. :D Mungkin memang cuma mitos. Tapi hal ini berkali-kali kami alami dengan dua balita ini. Setiap habis sakit, ada saja hal baru yang berubah.
Sekali ini Hoshi yang ekstrim sekali. Setelah sembuh, dia yang memang sudah ekspresif, kini menjadi-jadi. Semuanya harus sesuai dengan kemauan dia. Jika meleset sedikit saja, langsung berteriak. Langsung merengek dengan tidak sabar. Jika menginginkan sesuatu, harus langsung dapat. Tertunda sedikit saja langsung marah. Apalagi kalau tak sesuai dengan permintaan, hebohnya minta ampun. :D
Dan dia yang memang adalah ratunya drama, sekarang jadi semakin moody. Semuanya harus sesuai dengan kemauan dia. Tidak boleh ada detail kecil yang mengganggu pokoknya. Suatu hari pergi ke Giant Antasari dengan Keke sekeluarga. Saat sedang berjalan di pelataran parkirnya, angin berhembus kencang. Hoshi tiba-tiba berteriak histeris. Belum sempat saya bertanya ada apa, dia langsung marah : "Anginnya ini kena-kena rambut adek!" sambil membetulkankan anak-anak rambutnya yang menutupi muka karena tertiup angin. :D
Angin pun dimarahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar