Kami, saya dan istri, memang hobi nonton film di bioskop. Tapi sejak dikaruniai anak-anak yang lucu menggemaskan ini, intensitas pergi ke bioskopnya sangat jauh berkurang. Dulu waktu masih berdua saja, dalam satu bulan setidaknya satu kali pergi ke bioskop untuk nonton film terbaru. Bahkan ketika istri hamil yang pertama pun tetap disempatkan nonton kalau pas ada film yang bagus.
Keadaan berubah begitu Hikari lahir. Sekali-sekali saja kami bisa nonton. Hikari biasanya dititipkan dahulu di rumah Nenek, baru kami pergi ke bioskop. Sebenarnya bisa saja sih sering-sering pergi. Karena Hikari waktu bayi relatif tenang dan banyak tidur. Tapi rasanya kok nggak tega ninggalin dia sering-sering. :)
Dan setelah Hoshi lahir, makin jarang lah kegiatan nonton di bioskop itu. Selain karena Hoshi mimik ASI hingga hampir 2 tahun, dia juga lebih manja dibandingkan kakaknya. Lebih lengket dengan umminya dan lebih susah dibujuk kalau sudah menangis. Betul-betul jarang, malah bisa dibilang tak pernah kami ke bioskop lagi. Untuk mengobati rasa penasaran kami akan film-film yang baru dirilis, saya pun jadi rajin mengunduh film dari internet dan akhirnya mempunyai koleksi yang lumayan banyak untuk ditonton di rumah berdua.
Setelah Hoshi lepas dari ASInya, baru lah kami bisa lagi pergi berdua-duaan lagi. Tapi tetap tak bisa sering-sering dan tak pernah bisa berlama-lama di luar. Hikari dan Hoshi dititipkan di rumah nenek. Dan selama kami di luar berdua, selalu kepikiran akan mereka.
Nangis nggak ya?
Rewel kah?
Nanya-nanyain abi dan umminya nggak?
Dan pertanyaan-pertanyaan lain sejenis. Mereka nggak bisa lepas dari pikiran. Nonton pun jadi agak berkurang nikmatnya. Maka begitu film selesai, alih-alih pergi pacaran jalan-jalan kemana-mana, kami akan langsung pulang menjemput mereka di rumah neneknya. :)
Hikari dan Hoshi sekarang sudah beranjak besar. Senang nonton film kartun dan animasi seperti kami. Dari mulai si kembar Upin dan Ipin hingga serial Syamil dan Dodo. dari cerita dongeng Pada Zaman Dahulu sampai film-film animasi terkenal seperti UP, Rio, Cars dan Kung Fu Panda. Semua dilahap dengan antusias dan tak ada bosan-bosannya.
Mereka sudah mengerti dan bisa memahami jalan cerita dari film-film yang mereka tonton. Mana yang jahat, mana yang baik. Mana yang boleh dilakukan dan yang seharusnya tidak dilakukan.
Minggu yang lalu, film Despicable Me 2 (DM2) mulai tayang di bioskop di kota ini. Sejak lama kami sudah penasaran bagaimana reaksi Hikari dan Hoshi jika dibawa pergi ke bioskop, menonton film di layar raksasa untuk pertama kalinya. Tapi tak pernah terlaksana karena selalu menganggap mereka masih terlalu kecil. Dan lagi, Hikari tidak pernah menyukai suara yang terlalu keras. Dia selalu mengeluh jika dibawa ke suatu pesta di mana suara sound systemnya sangat keras, bahkan untuk ukuran orang dewasa.
Tapi sekarang sepertinya sudah cukup waktunya untuk mereka. Setidaknya menurut kami. Dan pilihan filmnya pun pas. Hikari dan Hoshi sudah menonton filmnya yang pertama di laptop dan mereka suka dengan para Minion di film itu. Ketika menonton film Paddle Pop Begins pun, mereka tertawa-tawa senang setiap kali sampai di adegan Paddle Pop dkk bertemu dengan Minions. membaca review dari mereka yang dudah nonton, katanya di film DM2 ini The Minions lebih banyak muncul dan berperan daripada di film pertama dulu.
Maka jadilah. Pesan 5 tiket untuk DM2 di Central Plaza. Abi, Ummi, H2 dan Bunda. Nenek tak ikut, memang tak pernah mau diajak ke bioskop. Film yang diputar cuma ada dalam format 3D, tapi harga tiketnya sama. Kebetulan si Ummiyo belum pernah nonton film 3D, jadi ini pun jadi yang pertama untuknya. Tempat duduknya sudah banyak yang dipesan, kami tak mendapatkan tempat duduk yang dalam satu barisan, tapi terpisah menjadi dua. Tiga di baris C dan 2 di baris D.
Hikari dan Hoshi ingin duduk dengan Bundanya. Oke, berarti Abi dan Ummi bisa duduk berdua mesra-mesraan. Hahaha. Inginnya sih begitu, tapi ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Awalnya sih baik-baik saja dan sepertinya akan aman sepanjang pertunjukan. Tapi begitu lampu meredup dan film dimulai, mereka beraksi. :D
Hikari dan Hoshi yang biasanya bisa tenang dengan Bundanya, ternyata banyak bertingkah. Hoshi tak mau memakai kacamatanya. Mungkin karena terlalu besar untuk dia sehingga sering melorot. Atau mungkin juga karena tidak terbiasa dengan kacamata. Umminya berkali-kali harus menengok ke belakang dan mengingatkan Bunda untuk memakaikan kacamata Hoshi. Penonton di sebelah Ummiyo sepertinya merasa terganggu.
Sementara Hikari tak bisa diam di kursinya. Tiap sebentar dia berdiri dan memeluk leher saya dari belakang. Atau sekedar berdiri saja di belakang kursi kami. Sepertinya dia tidak nyaman berada di tempat gelap dan asing. Berkali-kali dia mengajak kami pulang.
Karena Bunda tak bisa lagi mengatasi mereka berdua, akhirnya saya bertukar tempat dengannya. Bunda pindah ke depan dengan Ummiyo. Awalnya Hikari tak mau dan kekeuh ingin dengan Bundanya. Tapi berhasil saya bujuk untuk duduk di pangkuan saya.
Tapi itu pun harus tetap mengikuti kemauan dia. Saya tak boleh memakai kacamata. Ah, mungkinkah Hikari tak nyaman dengan orang-orang berkacamata aneh di sekitarnya? Jangan-jangan karena itu ya. Filmnya ternyata bisa dinikmati tanpa memakai kacamata 3D. Ada blur sedikit, terutama di bagian subtitle-nya, tapi tak terlalu menyakitkan untuk mata.
Hoshi duduk manis di tangan kursi. Bersandar ke saya sambil asyik dengan camilannya yang dibeli tadi di minimarket sebelum masuk. Hikari mulai tenang di pangkuan. Sesekali tetap mengajak keluar dan bertanya "masih lama filmnya?" tapi sepertinya juga bisa menikmati filmnya. Bahkan sudah mulai tertawa lebar menyaksikan aksi The Minions yang memang luar biasa itu.
Begitu film selesai dan kami keluar dari ruangan studio, ternyata Hikari dan Hoshi langsung bersemangat membahas film yang baru saja mereka saksikan sambil tertawa-tawa membicarakan adegan-adegan dalam film tadi. Dan ketika ditanya : "besok mau nonton lagi?" mereka kompak menjawab "mau!" :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar