Kamis, 13 Januari 2011

Posesifnya Hikari

Hikari akhir-akhir ini menjadi sangat posesif dengan barang-barang miliknya. Tak boleh disentuh sedikit pun, apalagi dipinjam pakai. 

Jika terlihat olehnya ada yang menyentuh barang miliknya, maka akan langsung terdengar teriakannya melarang dengan lidah cadelnya : ANAN! ANAN! ANAN!  (terjemahan: Jangan!) Dan jika yang dilarang tak jua melepaskan barang yang dimaksud, Hikari akan berusaha merebutnya dengan semangat empat lima dan kekuatan penuh. Tak jarang tangannya bergerak cepat memukul jika tak berhasil merebut jika 'lawan'-nya adalah teman sebaya.
 
Siapa pun tak boleh menyentuh mainannya, atau barang-barang yang dia tau itu adalah miliknya. Walaupun mainan dan barang itu sudah tak dipakai olehnya. Hoshi juga akhirnya yang susah. Beberapa kali  menjadi korban kemarahannya saat sedang bermain-main dengan teether (mainan yg lunak dan gunanya untuk digigit-gigit)-nya yang memang tak pernah dipakai lagi. Berkali-kali juga Hikari menjerit-jerit ketika memergoki Hoshi memakai baju atau celananya yang sudah tak muat lagi, bahkan tak jarang Hikari menarik-narik baju yang dipakai Hoshi berusaha melepasnya.

Tapi selalu ada pengecualian dalam segala hal. Posesifnya Hikari tak berlaku untuk abinya. Dia tak pernah memarahi dan melarang saya. Malah sering kali dia 'meminta' bantuan saya jika dia tak berhasil merebut mainannya yang dipegang orang lain. 

Dan untuk hak istimewa saya itu, umminya lah yang menjadi korbannya. Tak boleh barang milik abi dipegang ummi. Hal yang sepele pun bisa membuatnya marah ke ummi. Dia berteriak melihat umminya memakai sendal jepit saya. Dia merebut paksa jika umminya menelepon menggunakan hape saya. Dan hal remeh temeh lain semacam itu.

Apakah balita memang mengalami masa posesif semacam itu? Kami teringat Awan, tetangga depan teman main Hikari yang berselisih usia satu tahun. Saat seusia Hikari, dulu Awan pun selalu marah jika ada yang menyentuh mainannya. Hikari beberapa kali kena pukul saat sedang bermain dengan sepeda miliknya.

Ada orang tua yang mau mengerti dengan kelakuan Hikari ini. Seperti bunda Awan yang selalu bilang "namanya anak-anak, memang gitu pulak masa-masa pertumbuhannya".  Tapi ada juga orang tua yang cenderung kesal dan menyalahkan seperti tetangga kami yang lain yang berkali-kali bilang "Hikari nakal ya.. Hikari nakal ya.." 

Tak nyaman mendengar ada orang lain menyebut anak kita nakal padahal dia belum mengerti apa yang dilakukannya. Maka kami kemudian berusaha menghindarkan Hikari agar tak berada terlalu dekat dengan anak lain yang sebaya atau berbadan lebih kecil darinya. Tetap bermain bersama, tapi dengan pengawasan yang ekstra ketat agar tangan kecilnya tak melayang sembarangan ke anak orang. 

Mudah-mudahan fase ini segera lewat. :)

2 komentar:

  1. mungkin sebelumnya kejadian pas mainan dia dipinjem dirusakin ama temennya om..jadi hikari ga mau minjemin lagi ke kawan2 nya yg lain

    BalasHapus
  2. nggak kok Nad
    mungkin emang bener, salah satu fase dalam perkembangannya

    BalasHapus