Jumat, 30 Desember 2011

Hikari dan Pampers Ulat

Dengan semakin lancarnya Hikari memakai toilet, maka pemakaian diaper pun semakin berkurang. Sekarang hampir selalu menolak jika hendak dipakaikan diaper. Terutama di siang hari dan cuma main di rumah dengan ummi dan Hoshi. Bertambahnya kepintarannya itu tentu berbanding lurus dengan pengurangan pos biaya pembelian diaper setiap bulannya. Dan si ummi jelas senang dengan hal itu. :)

Tapi dalam beberapa kondisi, tetap harus pakai diaper. Malam hari menjelang tidur, wajib dipakaikan diaper. Karena kemungkinan besar akan menjadi sangat heboh jika dia mengompol lalu terbangun. Jika moodnya sedang bagus sih, dia akan terbangun dengan tenang lalu sedikit merengek saat mengadu kalau dia ngompol. Setelah pakaiannya diganti dan kasurnya diberi alas yang kering, dia akan tidur lagi tanpa perlu disuruh. Lain halnya kalau sedang kambuh manjanya. Dia akan menangis heboh seolah-olah terjadi sesuatu yang hebat dan perlu kesabaran lebih untuk membujuknya supaya tidur lagi. Maka itu lah malam hari menjadi wajib bagi Hikari memakai diaper. 

Juga saat hendak bepergian ke luar rumah. Pergi berbelanja ke minimarket atau hipermarket. Pergi kondangan atau menghadiri acara apa pun di rumah kawan dan saudara. Pergi makan di tempat yang jauh dari rumah. Pergi ke arena bermain. Tentu akan sangat merepotkan jika Hikari mendadak ingin pipis dan akses ke kamar mandi tidak sebebas jika berada di rumah sendiri. Lain halnya kalau sekedar pergi ke rumah neneknya atau ke rumah kawan umminya atau kawan abinya yang memang sudah dekat, tidak perlu pakai.

Diaper yang dipakai Hikari maupun Hoshi adalah Pampers (mohon maaf, bukan ngiklan). Tipenya yang original, bukan yang tipe celana. Yang masih perlu dibaringkan saat hendak memakainya. Sudah pernah mencoba berbagai merk, dari yang relatif mahal (yang kami beli jika sedang ada diskon) sampai yang lumayan murah (yang kami beli eceran di warung dekat rumah atau di kedai kecil saat kepepet, kehabisan atau lupa membawa saat dalam perjalanan). Dari yang merknya terkenal sampai yang merknya ntah apa-apa namanya. Dan yang kami rasa cocok memang Pampers ini. Tak perlu lah dijelaskan mendetail ya keunggulan dan kelemahannya. Toh nggak akan dibayar juga sama Pampers-nya. Haha.

Berhubung tipenya yang original, jadi Hikari tidak bisa memakainya sendiri. Bisa sih sebenarnya, tapi tidak akan rapi. Nah. Di sini lah sering kali drama itu terjadi. Saat memakaikannya itu lah, sering kali mesti menahan sabar karena Hikari berulah.

Diapernya itu di bagian pinggang depannya ada gambar-gambar binatang. Gambar-gambarnya memang lucu dan imut. Berguna juga sih memang untuk sekalian memperkenalkan nama-nama binatang kepada anak. Juga sekaligus sebagai penanda bahwa bagian yang bergambar itu adalah bagian depan.

Binatangnya ada bermacam-macam. Saya tak pernah sengaja menghitung dan memperhatikan ada berapa macam binatang di dalam satu kemasannya. Tapi berdasarkan foto, setidaknya ada delapan binatang di situ. Harimau, Singa, Monyet, Anjing, Kuda Nil, Sapi, Zebra dan Ulat. Yang paling disukai oleh Hikari adalah si Ulat kuning gendut itu, entah kenapa. Mungkin karena memang lucu, atau karena warnanya kuning. Entahlah.  Yang jelas si ulat kuning itu lah yang sering kali menjadi biang masalahnya.

Jika sedang baik, bergambar apa saja Pampers itu, dia menurut saja. Tapi jika sedang bertingkah, Pampersnya harus gambar ulat. Mintanya pun sambil teriak ULAAT!! Tak mau yang lain, semakin dibujuk semakin keras teriaknya, dan bisa berakhir dengan tangisan.

Repotnya, dalam satu kemasan (ukuran XL isi 34) itu sering kalo hanya ada 3 atau 4 buah saja yang bergambar Ulat. Tak mungkin setiap dia teriak ULAT bisa dituruti karena yang tersisa tinggal binatang yang lain. Sungguh menguji kesabaran. Padahal tak jarang kami bersiap-siap pergi ke suatu tempat itu dengan terburu-buru karena menunggu mereka bangun tidur sementara waktu sudah mepet.

Atau mungkin ada teman-teman yang juga pakai Pampers jenis ini dan mau bertukar? Hihi.

2 komentar: