Iron Man 2 yang ditunggu-tunggu udah mulai tayang di Pekanbaru sejak akhir April. Tapi saya baru nonton hari sabtu, seminggu yang lalu (tanggal 8 Mei).
Kepengen nonton cepat sih, tapi kaos yang dipesan belum jadi. Payah deh, padahal udah bilang sama konveksinya mau dipake nonton, tapi tetep juga lambat jadinya. Padahal kepengen nonton bareng mas rangga dan dek caca, pake kaos seragam kayak pas nonton Transformers dulu itu. Tapi apa daya kas tak kunjung tiba. Sampe seminggu kemudian, itu kaos belum juga selesai. Akhirnya daripada penasaran dan kebanyakan baca spoiler di forum-forum, beli tiket untuk berdua.
Beli tiketnya untuk pertunjukan jam setengah 3 sore. Sebelumnya, sejak pagi udah pasang status di FB ngajak nonton bareng beberapa orang. Tapi ternyata mereka sudah duluan nonton.
Jadilah kencan berdua aja. Masuknya terlambat karena istri salah liat jam. Pake beli makanan dulu di lantai bawah krn males beli di kantin 21 yang harganya nggak masuk akal itu. Pas masuk, eh udah mulai aja filmnya. Sampe di scene di mana Tony Stark sedang “disidang” untuk menyerahkan Iron Man kepada pemerintah. Ah.
Studionya penuh. Filmnya seru. Banyak juga anak-anak yang nonton. Di kursi depan kami malah anak-anak itu bersorak-sorak setiap kali Iron Man beraksi.
Saya banyak membaca komentar yang tidak puas dengan film ini di forum-forum movie. Di facebook pun banyak yang bilang di statusnya kalo film ini kurang bagus. Saya kok j adi bingung. Kurang bagus apanya? Karena saya sendiri berpikir film ini layak diberi nilai 8 dari skala 10. Dan satu lagi yang menandai bahwa film ini bagus menurut saya adalah bahwa saya tidak sempat merasa mengantuk sepanjang film, dari awal (walaupun terlambat) sampai akhir.
Banyak orang yang berpendapat bahwa Iron Man 2 terlalu banyak bicara dan dialog ketimbang action-nya. Wah.. Padahal saya sangat menikmati dialog-dialognya yang mengalir dan banyak diselingi smart jokes yang bikin saya tersenyum-senyum sepanjang film. Saya pikir dialog dalam film ini dibuat dengan serius dan cerdas. Salah satu contoh yang jadi favorit saya adalah saat Tony Stark menolak menyerahkan Iron Man dengan mengatakan bahwa itu sama saja dengan pelacuran. Pintar sekali.
Dan untuk klaim Iron Man 2 kurang banyak adegan kelahinya, masih mau action yang seperti apa sih? Di awal-awal ada pertarungan seru lawan Ivan, di tengah- film lawan Rhodes yang akhirnya membawa kabur warmachine, dan di bagian akhir ada pertempuran seru duet dengan warmachine melawan robot-robotnya Hammer Industries plus Whiplash. Tak ketinggalan aksi super mantap dari Black Widow. Apa lagi? Well, kalau mengharapkan action dari awal sampai akhir sih mendingan nonton Merantau aja deh, dijamin full berantem. Iron Man jelas berbeda dengan Batman atau Superman yang memang “kerja”nya memberantas kejahatan di jalanan.
Tapi beda kepala memang beda selera yah..
Kami masihbertahan di tempat duduk ketika film usai, karena di forum-forum movie sejak awal banyak yang berpesan untuk jangan cepat-cepat keluar dari bioskop saat film usai. Karena seperti juga film sebelumnya, setelah credit tittle ada scene pendek yang bisa jadi petunjuk untuk film marvel selanjutnya. Jika di film terdahulu ada adegan kemunculan Nick Fury, maka di film kedua ini katanya ada clue untuk proyek Marvel selanjutnya berupa penampakan palunya Thor.
Dan kami pun menunggu walaupun semua orang sudah keluar, walaupun lampu sudah dinyalakan kembali dan petugas kebersihan sudah mulai beres-beres. Tapi apa mau dikata, sudah nasib tinggal di kota dengan pelayanan listrik yang payah. Belum sampai habis credit tittle-nya, listrik mati!
Ah.
Ya sudah lah. Nunggu keluar di youtube saja.
Kepengen nonton cepat sih, tapi kaos yang dipesan belum jadi. Payah deh, padahal udah bilang sama konveksinya mau dipake nonton, tapi tetep juga lambat jadinya. Padahal kepengen nonton bareng mas rangga dan dek caca, pake kaos seragam kayak pas nonton Transformers dulu itu. Tapi apa daya kas tak kunjung tiba. Sampe seminggu kemudian, itu kaos belum juga selesai. Akhirnya daripada penasaran dan kebanyakan baca spoiler di forum-forum, beli tiket untuk berdua.
Beli tiketnya untuk pertunjukan jam setengah 3 sore. Sebelumnya, sejak pagi udah pasang status di FB ngajak nonton bareng beberapa orang. Tapi ternyata mereka sudah duluan nonton.
Jadilah kencan berdua aja. Masuknya terlambat karena istri salah liat jam. Pake beli makanan dulu di lantai bawah krn males beli di kantin 21 yang harganya nggak masuk akal itu. Pas masuk, eh udah mulai aja filmnya. Sampe di scene di mana Tony Stark sedang “disidang” untuk menyerahkan Iron Man kepada pemerintah. Ah.
Studionya penuh. Filmnya seru. Banyak juga anak-anak yang nonton. Di kursi depan kami malah anak-anak itu bersorak-sorak setiap kali Iron Man beraksi.
Saya banyak membaca komentar yang tidak puas dengan film ini di forum-forum movie. Di facebook pun banyak yang bilang di statusnya kalo film ini kurang bagus. Saya kok j adi bingung. Kurang bagus apanya? Karena saya sendiri berpikir film ini layak diberi nilai 8 dari skala 10. Dan satu lagi yang menandai bahwa film ini bagus menurut saya adalah bahwa saya tidak sempat merasa mengantuk sepanjang film, dari awal (walaupun terlambat) sampai akhir.
Banyak orang yang berpendapat bahwa Iron Man 2 terlalu banyak bicara dan dialog ketimbang action-nya. Wah.. Padahal saya sangat menikmati dialog-dialognya yang mengalir dan banyak diselingi smart jokes yang bikin saya tersenyum-senyum sepanjang film. Saya pikir dialog dalam film ini dibuat dengan serius dan cerdas. Salah satu contoh yang jadi favorit saya adalah saat Tony Stark menolak menyerahkan Iron Man dengan mengatakan bahwa itu sama saja dengan pelacuran. Pintar sekali.
Dan untuk klaim Iron Man 2 kurang banyak adegan kelahinya, masih mau action yang seperti apa sih? Di awal-awal ada pertarungan seru lawan Ivan, di tengah- film lawan Rhodes yang akhirnya membawa kabur warmachine, dan di bagian akhir ada pertempuran seru duet dengan warmachine melawan robot-robotnya Hammer Industries plus Whiplash. Tak ketinggalan aksi super mantap dari Black Widow. Apa lagi? Well, kalau mengharapkan action dari awal sampai akhir sih mendingan nonton Merantau aja deh, dijamin full berantem. Iron Man jelas berbeda dengan Batman atau Superman yang memang “kerja”nya memberantas kejahatan di jalanan.
Tapi beda kepala memang beda selera yah..
Kami masihbertahan di tempat duduk ketika film usai, karena di forum-forum movie sejak awal banyak yang berpesan untuk jangan cepat-cepat keluar dari bioskop saat film usai. Karena seperti juga film sebelumnya, setelah credit tittle ada scene pendek yang bisa jadi petunjuk untuk film marvel selanjutnya. Jika di film terdahulu ada adegan kemunculan Nick Fury, maka di film kedua ini katanya ada clue untuk proyek Marvel selanjutnya berupa penampakan palunya Thor.
Dan kami pun menunggu walaupun semua orang sudah keluar, walaupun lampu sudah dinyalakan kembali dan petugas kebersihan sudah mulai beres-beres. Tapi apa mau dikata, sudah nasib tinggal di kota dengan pelayanan listrik yang payah. Belum sampai habis credit tittle-nya, listrik mati!
Ah.
Ya sudah lah. Nunggu keluar di youtube saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar